Jumat, 22 Maret 2013

Contoh Prosa Pada Masa Jahiliyah



CONTOH PROSA PADA MASA JAHILIYAH

A.    MACAM – MACAM PROSA
1.      Khutbah ( Pidato )
Khutbah atau khitobah adalah ungkapan atau wacana yang ditujukan untuk orang banyak dan khalayak ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara penting, yang dipergunakan untuk mempengaruhi, memotivasi, mempertahankan pendapat sendiri atau reaksi terhadap pendapat – pendapat yang lain dan mempertahankan madzhabnya.
Berikut ini cirri khusus khutbah :
a.       Kalimatnya ringkas
b.      Lafadznya jelas
c.       Maknanya mendalam
d.      Sajak ( berakhiran setiap kalimat dengan huruf yang sama )
e.       Sering dipadukan dengan puisi, hikmah dan matsal.

Contoh pidato
Qus ibn Saa`idah seorang yan memiliki kata – kata yang terdidi, kuat pengaruhnya, jauh dari kata –yang berlebihan. Sebagaimana sajak prosanya di bawah ini pendek dan jelas, yang beliau sampaikan dalam khutbahnya di pasar ukaz dan tertulis dalam buku : الأعشى صبح   
أيها الناس اسمعوا و عو، من عاش مات ، و من مات فات ، و كل ما هو آت آت، ليل  داج و نهار ساج ، و سماء ذات أبراج و نجوم تزهر و بحار تزخر و جبال مرساة و أرض مدحة و أنهار مجراة  إن في السماء لخبرا و إن في الأرض لعبرا، ما بال الناس يذهبون و لا يرجعون ؟ أرضوا فأقاموا، أم تركوا ؟ يقسم قس با الله قسما لا إثمم فيه إن لله دينا هو أرضى لكم و أفضل من دينكم الذى أنتم عليه إنكم لتأتون من الأمر منكرا.
“ Wahai manusia dengarlah, pahami dan sadarlah. Barangsiapa yang hidup pasti akan mati, dan barangsiapa yang mati akan terlupakan. Segala yang akan datang pasti datang. Malam yang gelap gulita, siang yang terang benderang, langit yang berbintang bintang yang gemerlapan , laut yang pasang, gunung yang kokoh , bumi yang terbentang dan sungai yang mengalir. Sungguh pada langit itu , ada bukti – bukti penciptaan yang agung dan pada bumu ada pelajaran. Kenapa Gerang manusia-manusia itu pergi dan tak mau kembali ? mereka kerasan di suatu tempat, kemudian menetap ataukah dibiarkan kemudian mereka tidur, Qus bersumpah kepada Alla : ‘Sungguh Allah mempunyai agamama, dan Dia ridho agama itu menjadi agamamu dan agama itu lebih utama dari agamamu yang kau miliki sekarang. Sungguh kamu sekalian telah mendatangi sesuatu yang mungkar ( Wildana Wargadinata dan Laily Fitriani, 2008 : 170 )
            Khutbah Hani’ Bin Qobishoh pada Pertempuran Dzi-Qorin
Kisra (Raja Persia) memaksa Hani bin Qobishoh Asa-Syaibani agar menyerahkan harta amanah yang dititipkan kepadanya oleh Nu’man ibnul Mundzir-salah seorang penguasa Irak-. Hani menolak permintaan tersebut demi menjaga amanah yang dititipkan kepadanya sehingga terjadilah perang antara tentara Persia dengan kabilah Bakr yang dipimpin oleh Hani, pertempuran tersebut berlangsung pada sebuah tempat dekat Bashrah di Irak yang bernama Dzi-Qorin, pertempuran tersebut akhirnya dimenangkan oleh Kabilah Bakr, sebelum pertempuran tersebut berlangsung Hani’ membakar semangat para pasukannya dengan perkataannya :
يا معشر بكر , هالك معذور خير من ناج فرور, إن الحذر لا ينخي من القدر, و إن الصبر من أسباب الظفر, المنية ولا الدنية, استقبال الموت خير من استدباره, و الطعن في ثغر النحور, أكرم منه في الأعجاز و الظهور, يا أبا بكر : قاتلوا فما للمنايا من بد
“Wahai sekalian kaum Bakr, orang yang kalah secara terhormat lebih baik dari orang yang selamat kar’na lari dari medan juang, sesungguhnya ketakutan tidak akan melepaskan kalian dari ketentuan Tuhan, dan sesungguhnya kesabaran adalah jalan kemenangan. Raihlah kematian secara mulia, jangan kalian memilih kehidupan yang hina ini. Menghadapi kematian lebih baik daripada lari darinya, tusukan tombak di leher-leher depan lebih mulia dibanding tikaman dipunggung kalian, wahai kaum Bakr….. Berperanglah!!!! Karena kematian adalah suatu kepastian.. “

2.      Wasiat
yaitu nasihat seorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah kepada seorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk mengerjakan sesuatu.Wasiat memiliki banyak persamaan dengan khutbah hanya saja umumnya wasiat lebih ringkas.
Contoh wasiat :
Wasiat Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani kepada anaknya Usaid
Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani merasakan ajalnya ia memanggil anaknya Usaid, ia menasihati anaknya dengan beberapa nasihat demi mewujudkan kedudukan yang mulia ditengah manusia dan menjadikannya seorang yang mulia, terhormat dan dicintai oleh kaumnya. Ia berkata :
ألن جانبك لقومك يحبوك, وتواضع لهم يرفعوك, وابسط لهم وجهك يطيعوك, ولا تستأثر عليهم بشيء يسودوك,أكرم صغارهم كما تكرم كبارهم و يكبر على مودتك صغارهم, واسمح بمالك, و أعزز جارك وأعن من استعان بك, وأكرم ضيفك, وصن وجهك عن مسألة أحد شيئا, فبذلك يتم سؤددك
“Berlemah lembutlah kepada manusia maka mereka akan mencintaimu, dan bersikap rendah hatilah niscaya mereka akan mengangkat kedudukanmu, sambut mereka dengan wajah yang selalu berseri maka mereka akan mentaatimu, dan janganlah engkau bersikap kikir maka mereka akan menghormatimu. Muliakanlah anak kecil mereka sebagaimana engkau mencintai orang-orang dewasa diantara mereka, maka anak kecil tadi akan tumbuh dengan kecintaan kepadamu, mudahkanlah hartamu untuk kau berikan, hormatilah tetanggamu dan tolonglah orang yang meminta pertolongan, muliakanlah tamu dan selalulah berseri ketika menghadapi orang yang meminta-minta, maka dengan itu semua sempurnalah kharismamu.”
3. Hikmah: Yaitu kalimat yang ringkas yang menyentuh yang bersumber dari pengalaman hidup yang dalam, didalamnya terdapat ide yang lugas dan nasihat yang bermanfaat.
Contoh hikmah adalah:
مصارع الرجال تحت برو ق الطمع
“kehancuran seorang lelaki terletak dibawah kilaunya ketamakan“
افة الرأي الهوى
“Perusak akal sehat manusia adalah hawa nafsunya.”
4. Matsal : Yaitu kalimat singkat yang diucapkan pada keadaan atau peristiwa tertentu, digunakan untuk menyerupakan keadaan atau peristiwa tertentu dengan keadaan atau peristiwa asal dimana matsal tersebut diucapkan.
Contoh matsal adalah:
سبق السيف العذل
“Pedang telah mendahului celaan” yang bermakna “nasi sudah menjadi bubur” dimana celaan tidak akan mampu merubah kejadian yang telah terjadi.
Contoh tersebut adalah matsal dari cerita sebagai berikut:
“Seorang Arab mengutus anaknya untuk mencari untanya yang hilang, namun anaknya tak kunjung pulang, maka pergilah sang ayah untuk mencari anaknya tersebut pada bulan haram, ditengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pemuda dan menemaninya, sang pemuda tersebut kemudian berkata: beberapa waktu lalu aku bertemu dengan seorang pemuda dengan ciri-ciri begini dan begini dan aku rampas pedang ini darinya, sang ayah pun berfikir dan melihat pedang tersebut, barulah ia sadar bahwa pemuda inilah yang membunuh anaknya, sang ayah pun menebas pemuda tadi hingga mati, ketika masyarakat mengetahui hal tersebut mereka mengatakan “ mengapa kau membunuh di bulan haram, sang ayah berkata :
سبق السيف العذل
pedangku telah mendahului celaan kalian.
Matsal ini kita ucapkan kepada seorang yang menyesali perkara yang telah lalu.
Di unggah pada tanggal 14 Maret 2013  jam 22.31